Sebagai buah yang penuh dengan manfaat kesehatan, tidak heran jika Alpukat ramai di pasar Indonesia. Secara umum, Anda bisa menemukan dua varietas alpukat di Indonesia yakni unggul dan lain. Meski memiliki varietas berbeda, setidaknya ada cara menanam alpukat yang tidak jauh berbeda. Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut detail proses penanamannya.
Tahap Penanaman Buah Alpukat
-
Penentuan Lahan
Meski dikatakan lahan, namun sebenarnya menanam buah alpukat tidak membutuhkan tempat yang luas. Anda bisa menanam dengan menggunakan polybag atau pot, dengan ukuran yang lebih besar. Mengingat, buah ini tumbuh di pohon yang memiliki ukuran yang cukup besar. Karena itu, Anda tidak perlu bingung jika tidak memiliki lahan taman atau ladang.
Meski demikian, ada beberapa faktor yang seharusnya Anda camkan sebelum menanam pohon alpukat. Hal ini karena posisi atau lokasi tanaman dapat menentukan hasil tanaman. Hal pertama yang bisa Anda tandai adalah kebutuhan cahaya matahari. Lokasinya harus memiliki pancaran sinar matahari langsung dengan intensitas antara 40 – 80%.
Begitu juga dengan curah hujan. Tanaman ini bisa tumbuh baik meski memiliki curah hujan rendah, tapi perlu kedalaman tanah mencapai 2 meter. Jangan lupa juga dengan asupan angin, yang mana tidak boleh melebihi 62,4 atau 73,6 km per jam. Jadi carilah lokasi yang tidak terkena angin secara langsung, karena bisa merusak pohon alpukat.
Tanaman ini juga bisa tumbuh di hampir semua lokasi, termasuk di dataran tinggi atau rendah sekalipun. Namun, pastikan bahwa suhu udaranya antara 12,8 sampai 28,3 °C. Tahap ini juga berkaitan dengan jenis tanah dan keasamannya. Gunakan jenis tanah lempung liat, lempung, atau endapan dengan pH antara 5,6 sampai 6,4.
-
Pengolahan Lahan Dan Media Tanam
Dengan segala faktor tersebut, Anda bisa melanjutkan proses penanaman dengan mengolah tanah terlebih dahulu. Hal yang perlu Anda lakukan pertama kali adalah menggemburkan tanah dengan menggunakan alat berkebun atau mesin traktor (untuk lahan yang lebih luas). Lakukan pembajakan pada musim kering sehingga penanaman bisa dimulai di awal musim penghujan.
Pada tahap ini, Anda memerlukan area selebar 70 x 70 cm dengan kedalaman sama. Pada penggalian lubang tersebut, Anda harus mencampur tanah yang digali dengan pupuk organik sebanyak 25 kg. Ingat! hanya campur bagian atas saja. Kemudian, biarkan lokasi tersebut terbuka selama 2 minggu. Setelahnya, baru Anda tutup kembali lubang tersebut.
-
Pembibitan (Cangkok Atau Melalui Biji)
Sembari menunggu proses pengolahan lahan, Anda bisa melakukan penyemaian bibit terlebih dahulu. Proses ini memiliki dua opsi, yakni melalui biji atau dengan sistem cangkok. Proses ini sangat penting karena hasil dari tanaman akan bergantung dengan kualitas dan kemampuan melakukan penyemaian yang baik.
Jika Anda menggunakan benih berupa biji, maka lakukan penyemaian terlebih dahulu. Pilihan biji bisa dilakukan dengan menggunakan biji dari buah alpukat yang sudah tua. Jemur terlebih dahulu biji tersebut di bawah matahari selama 3 jam. Kemudian, letakkan di daerah yang teduh sebelum Anda lanjutkan dengan penyemaian di media polybag.
Lakukan penyemaian pada biji tersebut hingga tumbuh mencapai ketinggian 1 meter. Proses ini cukup memakan waktu, yang mana harus dilakukan sebelum dipindah pada lahan tanam yang sudah Anda olah. Berbeda lagi dengan proses pembibitan vegetatif dengan metode cangkok. Proses cangkok lebih direkomendasikan jika Anda sudah memiliki tanaman alpukat.
Untuk proses cangkok, Anda harus memiliki cabang pohon yang subur, baru, masih cukup muda, dan kuat. Tidak hanya itu, pastikan pohon tersebut tidak memiliki riwayat penyakit. Bisa dikatakan, pilihlah pohon yang memiliki kualitas terbaik. Karena cara menanam alpukat ini akan menghasilkan alpukat yang tidak jauh berbeda dengan indukan dari pohon cangkok.
Jika Anda telah menentukan dan menemukan pohon terbaik, mulai proses cangkok dengan memotong bagian pangkal cabang. Cukup 3 cm dari cangkokan yang mana sudah mulai tumbuh akar. Potongan cangkokan inilah yang akan menjadi bagian untuk disemai pada polybag. Untuk itu, pastikan Anda membiarkan bagian cangkokkan terbuka saat penanaman.
Setelah posisi benih yang akan disemai tertanam di dalam polybag, Anda hanya perlu melakukan perawatan. Dalam hal ini, Anda justru harus menjauhkan bibit dari sinar matahari langsung. Jadi simpan di lokasi yang teduh dan lakukan penyiraman secara rutin, dua kali sehari di waktu pagi hari dan sore hari.
Berbeda dengan proses penyemaian biji, proses cangkok baru bisa dipindahkan ke lahan jika bibit telah memiliki banyak akar. Waktu yang dibutuhkan tidak menentu, karena sekali lagi proses cangkok yang Anda lakukan akan berpengaruh pada hasilnya. Hal itu juga berjalan selaras dengan cara perawatan dan media tanam polybag yang Anda gunakan.
-
Proses Penanaman
Apabila hasil dari cangkok dan biji sudah memuaskan, tentu Anda bisa memindahkannya ke lahan terbuka. Pada dasarnya, Anda bisa mengikuti indikasi tinggi 1 meter dan akar pada pohon cangkok untuk memindahkan tanaman. Namun, Anda juga bisa melakukan proses penanaman jika awal musim hujan tiba atau lubang tanam sudah stabil.
Yang dimaksud stabil merujuk pada proses pendiaman lahan yang butuh waktu lama. Dengan kondisi tersebut, Anda bisa menggali kembali lubang tanam tersebut. Tidak perlu membuka semua lahan tersebut. Sesuaikan saja dengan ukuran wadah bibit yang sudah Anda semai sebelumnya. Kemudian, jangan lupa untuk membuka polybag sebelum ditanam.
Membuka polybag pun tidak boleh sembarangan. Hal ini karena Anda bisa merusak struktur tanah atau gumpalan tanah. Kerusakan ini bisa menyebabkan gagal tumbuh. Karena itu pastikan Anda menanam pohon alpukat dengan bentuk tanah yang masih sama. Masukkan dan timbun bibit beserta dengan tanah tersebut di dalam lahan tanam.
Untuk tahap yang satu ini, perhatikan tinggi timbunan tanah. Setidaknya, lubang yang harus Anda miliki adalah setinggi leher batang. Sehingga pohon bisa berdiri kuat setelah ditimbun dengan tanah. Untuk memperkuat pohon berdiri, Anda juga perlu menggunakan ajir yang mana diikatkan pada leher batang pohon alpukat.
Jika sudah tertanam, Anda juga perlu melindungi pohon dari terpaan matahari dan angin secara langsung. Solusinya adalah dengan menggunakan semacam naungan atau struktur bangunan sederhana. Gunakan saja kayu dan plastik yang dibangun di sekitar area pohon alpukat tersebut. Pastikan juga naungan itu secara tidak langsung menghalangi sinar matahari dan hujan.
Disarankan, Anda membuat naungan dengan bentuk miring ke bawah yang menuju ke arah barat. Bentuknya menyerupai atap miring yang bisa melindungi pohon hingga benar benar kuat melawan faktor lokasi. Idealnya, Anda bisa melepaskan perlindungan ini jika pohon sudah tumbuh lebih kuat sekitar 2 hingga 3 minggu dari waktu penanaman bibit.
-
Perawatan Pohon
Baik saat atau setelah proses perlindungan penaungan, Anda perlu melakukan perawatan secara rutin. Proses perawatannya sendiri sebenarnya tidak terlalu sulit, namun perlu dilakukan dengan baik. Ada tiga hal yang harus Anda lakukan dalam proses ini, yakni penyiangan, penyiraman, dan pemupukan.
Penyiangan atau perawatan ini merujuk pada proses pencabutan tanaman gulma. Perlu Anda ketahui bahwa gulma ini adalah tanaman pengganggu yang mempengaruhi pertumbuhan buah alpukat. Anda hanya perlu mencabut dan membersihkan saja. Hal ini bisa Anda lakukan selama proses pertumbuhan tanaman.
Dalam proses perawatan juga terpaut pada proses pemupukan. Bisa dikatakan lahan tersebut memang telah diberi pupuk, tetapi Anda juga perlu memberi pupuk secara rutin. Pasalnya, pupuk adalah sumber nutrisi bagi tumbuhan. Untuk hasil yang lebih baik, disarankan memberikan pupuk sebanyak 4 kali dalam satu tahun.
Intensitas dan juga jumlah pupuk sendiri bergantung dengan usia tanaman dan tipe pupuk itu sendiri. Anda bisa menggunakan pupuk nasa yang telah terbukti kualitasnya. Di cara menanam alpukat tahap perawatan ini, ada baiknya Anda memilih pupuk dengan jenis Urea, KCL, atau TSP. Setiap jenisnya memiliki dosis tersendiri, yang mana lebih baik Anda camkan dengan baik.
Pada usia tanaman 1 sampai 4 tahun, dosis pupuk urea adalah 0,27 sampai 1 kg per pohonnya. Untuk KCL adalah 0,2 hingga 0,8 kg saja, sedangkan dosis pupuk TSP berkisar dari 0,5 sampai 1 kg pupuk per pohon. Mencapai usia 3 – 4 tahun, dosis yang diberikan bisa mencapai 2 atau 4 kali lipat dari dosis sebelumnya.
Pupuk urea yang bisa digunakan adalah 2,22 hingga 3,5 kg. Berbeda lagi dengan TSP yang hanya butuh 3,2 kg per pohon. Sedangkan pupuk KCL memiliki dosis yang jauh lebih tinggi di angka 4 kg per pohonnya. Untuk metode pengaplikasian pupuk pun tidak boleh sembarangan. Karena Anda tidak boleh merusak struktur batang yang sudah tumbuh.
Karena alasan tersebut, pemupukan dilakukan dengan membuat lubang di sekeliling tanaman (tepat di bawah daun atau masih dekat dengan pusat pohon). Lubang tersebut hendaknya memiliki kedalaman berkisar 30 sampai 40 cm. Pastikan, lubang tersebut tidak mengenai akar. Kemudian taburkan pupuk dan timbun dengan tanah.
Sempat disinggung bahwa pohon alpukat bisa tumbuh meski memiliki curah hujan rendah. Meski demikian, bukan berarti Anda tidak melakukan penyiraman. Pohon alpukat hendaknya disiram dua kali sehari, di pagi dan sore hari. Anda tidak perlu menyiramnya lagi jika sedang turun hujan deras setiap harinya.
-
Pemanenan
Untuk mencapai titik panen, pohon alpukat butuh waktu mencapai 10 hingga 15 tahun lamanya. Terutama jika Anda menggunakan metode penyiangan biji. Berbeda lagi dengan metode cangkok, yang mungkin bisa mencapai masa dewasa dan siap panen di tahun ke 5 atau 8. Selama masa panen tersebut, pohon alpukat bisa berbuah selama 6 sampai 7 bulan.
Mencapai titik akhir dari cara menanam alpukat, maka Anda bisa mengharapkan proses pemanenan. Perlu digaris bawahi bahwa pohon alpukat tidak terlalu tinggi. Sehingga proses panen bisa dilakukan hanya dengan memanjat dan memetiknya secara langsung dengan tangan. Kalau pun butuh bantuan alat, Anda bisa menggunakan galah untuk mengambil buah.
Bisa dikatakan bahwa menanam dan memanen alpukat sendiri bisa menjadi alternatif pemasukan yang tidak sedikit. Namun, prosesnya pun tidak mudah. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lahan. Begitu pula dengan pengelolaan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, hingga pemanenan. Karena itulah, pahami tahapan tersebut dengan baik.